Orang Yunani kuno percaya bahwa makhluk-makhluk hidup kecil seperti tikus, cacing, dan belatung berasal dari benda mati. Keyakinan bahwa makhluk hidup berasal dari benda yang tidak hidup, disebut pemunculan spontan (generatio spontanea). Gagasan bahwa belatung muncul sebagai makhluk hidup secara spontan dari daging yang membusuk, disanggah oleh ahli biologi berkebangsaan Itali, Francesco Redi tahun 1668.
Sekalipun gagasan tentang kemunculan belatung, tikus dan cacing secara spontan telah lama tidak diakui, tapi para ilmuwan tetap berpegang pada pemunculan spontan untuk makhluk mikroskopis. Untuk menolak gagasan ini, Pasteur mendidihkan kaldu sampai semua mikrobanya mati. Dengan alat khusus berupa pipa berbentuk huruf S, dia membiarkan udara masuk dan bersirkulasi di atas kaldu, tapi mencegah mikroba di udara masuk ke dalamnya. Sebagaimana diharapkan oleh Pasteur, mikroba tidak bisa tumbuh di dalam kaldu.
Temuan Pasteur menunjukkan bahwa mikroba tidak muncul spontan dari kaldu. Mikroba ditemukan dalam kaldu karena masuk bersama udara. Pasteur menunjukkan dengan jelas bahwa, bahkan bagi mikroba pun, kehidupan berasal dari kehidupan sebelumnya (omne vivum ex vivo).
Karya Pasteur seharusnya pukulan maut bagi gagasan pemunculan spontan. Namun, pemunculan spontan adalah bagian penting dari teori evolusi. Meskipun para ilmuwan evolusionis berusaha keras meyakinkan orang lain, namun tidak pernah ada orang yang melihat kasus pemunculan spontan. Karena temuan Pasteur bertentangan dengan gagasan pemunculan spontan, demikian pula hasil-hasil penelitian ilmiah lain dalam mikrobiologi, sebagai konsekuensinya Pasteur menjadi salah seorang penentang kuat teori Darwin.
MASA MUDA PASTEUR
Louis Pasteur lahir tanggal 27 Desember 1822, di Dole, Prancis timur, sekitar 400 kilometer Tenggara Paris. Beberapa tahun kemudian, keluarga Pasteur pindah ke Arbois. Louis masuk sekolah di Arbois, tapi rapornya jelek, kecuali untuk mata pelajaran seni. Guru-gurunya mengira dia akan berhenti bersekolah dan akan bekerja di penyamakan kulit milik ayahnya. Namun, Louis sangat berhasrat menambah pengetahuannya. Seorang gurunya melihat potensi ketekunan dan ketelitiannya bekerja.
Pada usia 15 tahun, Louis pergi ke Paris untuk menyelesaikan sekolah menengah. Namun, karena dia selalu merindukan rumah, akhirnya dia pulang ke Arbois. Dia mencoba sekolah lagi, kali ini di Besancon, hanya 40 kilometer dari rumah. Di sinilah dia berhasil dan melanjutkan pendidikannya hingga memperoleh gelar BSc dari Royal College, Besancon, tahun 1842.
Louis memutuskan untuk masuk ke Ecole Normale di Paris, sekolah pendidikan guru untuk sekolah tinggi dan Universitas Prancis. Dia lulus ujian masuk tahun 1842, tapi dia tahu bahwa sebenarnya dia bisa mencapai nilai yang lebih tinggi lagi. Karena itu, dia belajar satu tahun lagi untuk meningkatkan pengetahuannya sebelum masuk Ecole Normale. Louis belajar ilmu kimia di Ecole Normale, dan meraih gelar MSc tabun 1845.
Pasteur melanjutkan pendidikannya ke tingkat doktoral di lembaga yang sama. Dia sengaja memilih masalah yang sukar sebagai bahan penelitiannya. Dia ingin menyelidiki kerumitan struktur kristal tartrat dan paratartrat serta menjelaskan perbedaan keduanya. Masalah ini membingungkan para ilmuwan besar masa itu.
Pasteur terpukau oleh kerumitan struktur kristal-kristal kecil dan “menganggap keduanya sebagai bukti langsung ungkapan artistik dari Allah Sang Pencipta.” Dengan cermat dia mengamati kristal-kristal itu melalui mikroskop. Keseriusan dan kecermatannya mengamati hingga sedetail mungkin, membantunya menemukan apa yang terlewatkan oleh orang lain. Pembawaannya yang lambat dan hati-hati, yang pada masa kanak-kanaknya yang dianggap sebagai pertanda ketidakmampuannya, ternyata justru merupakan salah satu asetnya yang paling besar. Dia tidak hanya mencapai gelar tinggi, tapi bahkan menjadi terkenal di antara para pakar peneliti.
Pasteur menjadi profesor ilmu kimia di Universitas Strasbourg, dan selama lima tahun mengajar dan meneliti di sana. Dia menikah dan hidup bahagia dengan keluarganya.
CABANG ILMU PENGETAHUAN BARU: MIKROBIOLOGI
Pada usia 32 tahun, Pasteur menerima tantangan yang mengubah arah penelitian dan kariernya sebagai guru. Dia diminta pergi ke Lille untuk mendirikan fakultas ilmu terapan yang akan melatih para ilmuwan menerapkan pengetahuan teori mereka dalam memecahkan masalah-masalah praktis di bidang industri dan perdagangan. Sementara kaum ilmuwan sebagian besar berorientasi ke penelitian teoretis, Pasteur mendambakan ilmu yang dicintainya dapat diterapkan, agar bisa bermanfaat bagi orang banyak. Dengan sangat gembira dia menyambut kesempatan ini.
Selama dua tahun Pasteur memantapkan fakultas ilmu terapan yang baru itu. Dia memusatkan penelitiannya pada fermentasi, yaitu proses untuk menghasilkan alkohol dari gula, yang juga menyebabkan susu menjadi asam. Waktu itu, kebanyakan ahli kimia menduga bahwa pengasaman itu terjadi karena reaksi bahan-bahan kimia yang terkandung di dalamnya, tapi mereka tidak dapat menjelaskan mengapa proses itu kadang memberikan hasil yang tidak diharapkan. Pasteur membuktikan bahwa fermentasi terjadi hanya bila ada makhluk hidup kecil yang disebut mikroba. Bila ada mikroba yang cocok, akan diperoleh hasil yang diharapkan. Tapi mikroba yang tidak cocok akan membuat susu menjadi asam atau anggur menjadi pahit. Temuan Pasteur ini membantu terbentuknya cabang ilmu baru: mikrobiologi.
Tahun 1857, Pasteur kembali ke Ecole Normale. Kali ini dia bukan mahasiswa, melainkan Direktur Kajian Ilmiah. Di sini dia melanjutkan penelitiannya mengenai mikroba.
PASTEURISASI
Sekarang Pasteur mempunyai pengertian teoritis yang baik tentang mikroba. Dia mencoba menerapkan temuannya pada masalah praktis untuk mencegah kerusakan anggur. Banyak keluarga di tempat tinggalnya yang mata pencahariannya tergantung pada industri anggur. Ekonomi Prancis juga sangat bergantung pada ekspor anggur. Oleh sebab itu, kerusakan anggur merupakan masalah penting.
Karena aroma anggur akan berubah jika dididihkan, maka untuk membunuh sebagian besar mikroba tanpa mengubah aromanya, anggur dipanaskan secukupnya. Pendinginan membuat sisa mikroba tidak bisa berkembang biak. Pasteur sangat gembira karena ternyata proses ini, selain mencegah susu menjadi asam, juga bisa mengawetkan banyak jenis makanan lain. Inilah langkah sterilisasi yang disebut pasteurisasi.
Seandainya Pasteur meminta hak paten untuk temuannya, dia pasti sudah kaya. Namun, dia membiarkan temuannya dimanfaatkan siapa saja. Inilah satu-satunya penghargaan yang dia terima.
MEMBANTU INDUSTRI SUTRA
Pasteur kemudian diundang untuk membantu kelompok petani Prancis lain ketika industri sutra menghadapi krisis karena telur-telur ulat sutra terjangkit penyakit. Dia menunjukkan kepada para petani cara penggunaan mikroskop untuk mendeteksi telur-telur yang sakit. Telur-telur ini kemudian dimusnahkan sehingga tidak ada lagi penyakit di dalam pesemaian ulat sutra. Para petani sangat berterima kasih kepada Pasteur karena mata pencaharian mereka terselamatkan.
Sambil menyelesaikan masalah praktis ini, Pasteur terus berpikir untuk meletakkan dasar bagi teorinya yang berikut, yaitu gagasan bahwa banyak penyakit hewan dan manusia disebabkan kuman atau mikroba yang berbahaya yang masuk dan berkembang biak di dalam tubuh.
TEORI KUMAN
Teori kuman Pasteur disambut hangat oleh ahli bedah Inggris ternama, Joseph Lister. Lister mulai memakai metode bedah antiseptik tahun 1865. Dia menggunakan asam karbol untuk mencuci tangan, peralatan, dan pembalut yang dipakai dalam pembedahan. Dia juga menyemprot udara dalam ruangan dengan asam karbol untuk membunuh kuman-kuman di udara. Asam ini cukup kuat untuk membunuh kuman, tapi tidak merusak badan. Sebelum prosedur ini dipakai, kuman berkembang biak di dalam luka, dan menyebabkan banyak pasien bedah meninggal.
Dalam surat kepada Pasteur pada Februari 1874, Lister menyampaikan, “terima kasih karena hasil penelitian Anda yang cemerlang telah membuktikan kebenaran teori kuman. Anda telah melengkapi saya dengan asas yang bisa menjadi dasar penerapan sistem antiseptik. Ilmu bedah sangat berhutang kepada Anda.”
IMUNISASI
Selain mengilhami karya Lister, Pasteur juga memperluas karya seorang ilmuwan lain. Ahli fisika Inggris, Edward Jenner, menemukan bahwa orang yang terkena penyakit “cacar sapi” yang tidak berbahaya, ternyata kebal terhadap “cacar” yang mematikan. Kemudian dia mencoba memasukkan cacar yang ringan ke dalam tubuh manusia untuk melindunginya dari cacar yang mematikan itu. Proses ini disebutnya vaksinasi. Percobaan ini dilakukan Jenner dengan memanfaatkan vaksin yang terjadi secara alami. Dengan pengetahuannya tentang mikroba, Pasteur berupaya mengembangkan karya Jenner untuk menghasilkan vaksin buatan dengan cara melemahkan kuman penyakit yang mematikan itu.
Masalah ini sangat rumit, dan menuntut kesabaran, ketekunan serta kecermatan yang luar biasa. Ternyata Pasteur berhasil membuat vaksin untuk kolera ayam dan penyakit anthrax pada domba serta ternak. Namun, temuan ini harus lebih dulu didemonstrasikan di depan umum secara besar-besaran, sebelum kalangan dokter hewan yang skeptis mau menerimanya.
KEMENANGAN ATAS RABIES
Tanpa menghiraukan penentangnya, Pasteur terus melangkah ke bidang berikutnya. Mungkin ini langkah yang terbesar, yaitu penyakit-penyakit mikrobial pada manusia. Tahun 1882, dia mulai mempelajari rabies. Penyakit yang mematikan ini ditularkan melalui gigitan hewan yang terinfeksi, biasanya anjing atau serigala.
Pasteur memulai eksperimennya dengan menggunakan hewan. Dia mengikuti prosedur yang sama seperti sebelumnya, tapi dengan waktu yang lebih lama (beberapa minggu), yaitu jangka waktu antara tergigitnya hewan dan sampainya kuman di otak hewan tersebut. Meskipun membutuhkan waktu lebih lama, namun dari penelitian itulah diketahui perlunya penanganan yang berbeda untuk penyakit rabies. Sebelumnya, vaksinasi harus diberikan sebelum terkena penyakit. Namun, lamanya kuman mencapai otak memungkinkan vaksin rabies diberikan setelah terjadinya gigitan. Jadi, hanya mereka yang telah digigit oleh hewan gila saja yang perlu mendapat vaksinasi rabies.
Tahun 1885, seorang anak kecil yang digigit anjing gila dibawa kepada Pasteur. Meskipun belum yakin apakah akan berhasil pada manusia, Pasteur tahu bahwa anak itu akan mati jika tidak diberi vaksin rabies. Setelah beberapa puluh hari diobati, ternyata anak itu sembuh. Ini bukti yang jelas bahwa vaksin rabies berhasil.
Tahun 1888, Institut Pasteur didirikan di Paris untuk melanjutkan perang terhadap penyakit. Waktu itu Pasteur mendekati usia 66 tahun dan kesehatannya mulai memburuk. Dia hanya memberi petunjuk saja, sementara anak-anak didiknya mengambil alih tanggung jawab untuk melanjutkan penelitiannya. Louis Pasteur meninggal tanggal 28 September 1895.
DIBERI KEHORMATAN TERTINGGI
Meskipun pemerintah Prancis memberikan kepada Pasteur penghormatan tertinggi – Legion of Honour – namun saat itu sebagian besar kalangan kedokteran tetap menentang gagasannya. Beberapa dokter tua tak dapat menerima kemajuan pemikiran Pasteur mengenai kuman dan vaksinasi. Yang lain merasa dilecehkan karena penelitian kedokteran dilakukan oleh orang dari bidang ilmu kimia, bukan kedokteran. Ilmuwan terkemuka masa kini, yang juga mengakui teori penciptaan, Dr. Henry Morris, menulis bahwa penentangan itu muncul karena “Pasteur menentang generatio spontanea dan Darwinisme.”
Bagaimanapun juga Pasteur telah diakui oleh seluruh umat manusia sebagai “tokoh pemberi sumbangan terbesar dalam upaya menyelamatkan jiwa manusia.”
Sumber: http://biologimediacentre.com/
BACA INI
Percobaan Louis Pasteur tentang konsep Biogenesis |
Temuan Pasteur menunjukkan bahwa mikroba tidak muncul spontan dari kaldu. Mikroba ditemukan dalam kaldu karena masuk bersama udara. Pasteur menunjukkan dengan jelas bahwa, bahkan bagi mikroba pun, kehidupan berasal dari kehidupan sebelumnya (omne vivum ex vivo).
Karya Pasteur seharusnya pukulan maut bagi gagasan pemunculan spontan. Namun, pemunculan spontan adalah bagian penting dari teori evolusi. Meskipun para ilmuwan evolusionis berusaha keras meyakinkan orang lain, namun tidak pernah ada orang yang melihat kasus pemunculan spontan. Karena temuan Pasteur bertentangan dengan gagasan pemunculan spontan, demikian pula hasil-hasil penelitian ilmiah lain dalam mikrobiologi, sebagai konsekuensinya Pasteur menjadi salah seorang penentang kuat teori Darwin.
MASA MUDA PASTEUR
Louis Pasteur lahir tanggal 27 Desember 1822, di Dole, Prancis timur, sekitar 400 kilometer Tenggara Paris. Beberapa tahun kemudian, keluarga Pasteur pindah ke Arbois. Louis masuk sekolah di Arbois, tapi rapornya jelek, kecuali untuk mata pelajaran seni. Guru-gurunya mengira dia akan berhenti bersekolah dan akan bekerja di penyamakan kulit milik ayahnya. Namun, Louis sangat berhasrat menambah pengetahuannya. Seorang gurunya melihat potensi ketekunan dan ketelitiannya bekerja.
Louise Pasteur, 1822 -1895 |
Pada usia 15 tahun, Louis pergi ke Paris untuk menyelesaikan sekolah menengah. Namun, karena dia selalu merindukan rumah, akhirnya dia pulang ke Arbois. Dia mencoba sekolah lagi, kali ini di Besancon, hanya 40 kilometer dari rumah. Di sinilah dia berhasil dan melanjutkan pendidikannya hingga memperoleh gelar BSc dari Royal College, Besancon, tahun 1842.
Louis memutuskan untuk masuk ke Ecole Normale di Paris, sekolah pendidikan guru untuk sekolah tinggi dan Universitas Prancis. Dia lulus ujian masuk tahun 1842, tapi dia tahu bahwa sebenarnya dia bisa mencapai nilai yang lebih tinggi lagi. Karena itu, dia belajar satu tahun lagi untuk meningkatkan pengetahuannya sebelum masuk Ecole Normale. Louis belajar ilmu kimia di Ecole Normale, dan meraih gelar MSc tabun 1845.
Pasteur melanjutkan pendidikannya ke tingkat doktoral di lembaga yang sama. Dia sengaja memilih masalah yang sukar sebagai bahan penelitiannya. Dia ingin menyelidiki kerumitan struktur kristal tartrat dan paratartrat serta menjelaskan perbedaan keduanya. Masalah ini membingungkan para ilmuwan besar masa itu.
Mikroskop yang digunakan oleh Pasteur |
Pasteur terpukau oleh kerumitan struktur kristal-kristal kecil dan “menganggap keduanya sebagai bukti langsung ungkapan artistik dari Allah Sang Pencipta.” Dengan cermat dia mengamati kristal-kristal itu melalui mikroskop. Keseriusan dan kecermatannya mengamati hingga sedetail mungkin, membantunya menemukan apa yang terlewatkan oleh orang lain. Pembawaannya yang lambat dan hati-hati, yang pada masa kanak-kanaknya yang dianggap sebagai pertanda ketidakmampuannya, ternyata justru merupakan salah satu asetnya yang paling besar. Dia tidak hanya mencapai gelar tinggi, tapi bahkan menjadi terkenal di antara para pakar peneliti.
Pasteur menjadi profesor ilmu kimia di Universitas Strasbourg, dan selama lima tahun mengajar dan meneliti di sana. Dia menikah dan hidup bahagia dengan keluarganya.
CABANG ILMU PENGETAHUAN BARU: MIKROBIOLOGI
Pada usia 32 tahun, Pasteur menerima tantangan yang mengubah arah penelitian dan kariernya sebagai guru. Dia diminta pergi ke Lille untuk mendirikan fakultas ilmu terapan yang akan melatih para ilmuwan menerapkan pengetahuan teori mereka dalam memecahkan masalah-masalah praktis di bidang industri dan perdagangan. Sementara kaum ilmuwan sebagian besar berorientasi ke penelitian teoretis, Pasteur mendambakan ilmu yang dicintainya dapat diterapkan, agar bisa bermanfaat bagi orang banyak. Dengan sangat gembira dia menyambut kesempatan ini.
Selama dua tahun Pasteur memantapkan fakultas ilmu terapan yang baru itu. Dia memusatkan penelitiannya pada fermentasi, yaitu proses untuk menghasilkan alkohol dari gula, yang juga menyebabkan susu menjadi asam. Waktu itu, kebanyakan ahli kimia menduga bahwa pengasaman itu terjadi karena reaksi bahan-bahan kimia yang terkandung di dalamnya, tapi mereka tidak dapat menjelaskan mengapa proses itu kadang memberikan hasil yang tidak diharapkan. Pasteur membuktikan bahwa fermentasi terjadi hanya bila ada makhluk hidup kecil yang disebut mikroba. Bila ada mikroba yang cocok, akan diperoleh hasil yang diharapkan. Tapi mikroba yang tidak cocok akan membuat susu menjadi asam atau anggur menjadi pahit. Temuan Pasteur ini membantu terbentuknya cabang ilmu baru: mikrobiologi.
Tahun 1857, Pasteur kembali ke Ecole Normale. Kali ini dia bukan mahasiswa, melainkan Direktur Kajian Ilmiah. Di sini dia melanjutkan penelitiannya mengenai mikroba.
PASTEURISASI
Sekarang Pasteur mempunyai pengertian teoritis yang baik tentang mikroba. Dia mencoba menerapkan temuannya pada masalah praktis untuk mencegah kerusakan anggur. Banyak keluarga di tempat tinggalnya yang mata pencahariannya tergantung pada industri anggur. Ekonomi Prancis juga sangat bergantung pada ekspor anggur. Oleh sebab itu, kerusakan anggur merupakan masalah penting.
Karena aroma anggur akan berubah jika dididihkan, maka untuk membunuh sebagian besar mikroba tanpa mengubah aromanya, anggur dipanaskan secukupnya. Pendinginan membuat sisa mikroba tidak bisa berkembang biak. Pasteur sangat gembira karena ternyata proses ini, selain mencegah susu menjadi asam, juga bisa mengawetkan banyak jenis makanan lain. Inilah langkah sterilisasi yang disebut pasteurisasi.
Seandainya Pasteur meminta hak paten untuk temuannya, dia pasti sudah kaya. Namun, dia membiarkan temuannya dimanfaatkan siapa saja. Inilah satu-satunya penghargaan yang dia terima.
MEMBANTU INDUSTRI SUTRA
Pasteur kemudian diundang untuk membantu kelompok petani Prancis lain ketika industri sutra menghadapi krisis karena telur-telur ulat sutra terjangkit penyakit. Dia menunjukkan kepada para petani cara penggunaan mikroskop untuk mendeteksi telur-telur yang sakit. Telur-telur ini kemudian dimusnahkan sehingga tidak ada lagi penyakit di dalam pesemaian ulat sutra. Para petani sangat berterima kasih kepada Pasteur karena mata pencaharian mereka terselamatkan.
Sambil menyelesaikan masalah praktis ini, Pasteur terus berpikir untuk meletakkan dasar bagi teorinya yang berikut, yaitu gagasan bahwa banyak penyakit hewan dan manusia disebabkan kuman atau mikroba yang berbahaya yang masuk dan berkembang biak di dalam tubuh.
TEORI KUMAN
Teori kuman Pasteur disambut hangat oleh ahli bedah Inggris ternama, Joseph Lister. Lister mulai memakai metode bedah antiseptik tahun 1865. Dia menggunakan asam karbol untuk mencuci tangan, peralatan, dan pembalut yang dipakai dalam pembedahan. Dia juga menyemprot udara dalam ruangan dengan asam karbol untuk membunuh kuman-kuman di udara. Asam ini cukup kuat untuk membunuh kuman, tapi tidak merusak badan. Sebelum prosedur ini dipakai, kuman berkembang biak di dalam luka, dan menyebabkan banyak pasien bedah meninggal.
Dalam surat kepada Pasteur pada Februari 1874, Lister menyampaikan, “terima kasih karena hasil penelitian Anda yang cemerlang telah membuktikan kebenaran teori kuman. Anda telah melengkapi saya dengan asas yang bisa menjadi dasar penerapan sistem antiseptik. Ilmu bedah sangat berhutang kepada Anda.”
IMUNISASI
Selain mengilhami karya Lister, Pasteur juga memperluas karya seorang ilmuwan lain. Ahli fisika Inggris, Edward Jenner, menemukan bahwa orang yang terkena penyakit “cacar sapi” yang tidak berbahaya, ternyata kebal terhadap “cacar” yang mematikan. Kemudian dia mencoba memasukkan cacar yang ringan ke dalam tubuh manusia untuk melindunginya dari cacar yang mematikan itu. Proses ini disebutnya vaksinasi. Percobaan ini dilakukan Jenner dengan memanfaatkan vaksin yang terjadi secara alami. Dengan pengetahuannya tentang mikroba, Pasteur berupaya mengembangkan karya Jenner untuk menghasilkan vaksin buatan dengan cara melemahkan kuman penyakit yang mematikan itu.
Masalah ini sangat rumit, dan menuntut kesabaran, ketekunan serta kecermatan yang luar biasa. Ternyata Pasteur berhasil membuat vaksin untuk kolera ayam dan penyakit anthrax pada domba serta ternak. Namun, temuan ini harus lebih dulu didemonstrasikan di depan umum secara besar-besaran, sebelum kalangan dokter hewan yang skeptis mau menerimanya.
KEMENANGAN ATAS RABIES
Tanpa menghiraukan penentangnya, Pasteur terus melangkah ke bidang berikutnya. Mungkin ini langkah yang terbesar, yaitu penyakit-penyakit mikrobial pada manusia. Tahun 1882, dia mulai mempelajari rabies. Penyakit yang mematikan ini ditularkan melalui gigitan hewan yang terinfeksi, biasanya anjing atau serigala.
Pasteur memulai eksperimennya dengan menggunakan hewan. Dia mengikuti prosedur yang sama seperti sebelumnya, tapi dengan waktu yang lebih lama (beberapa minggu), yaitu jangka waktu antara tergigitnya hewan dan sampainya kuman di otak hewan tersebut. Meskipun membutuhkan waktu lebih lama, namun dari penelitian itulah diketahui perlunya penanganan yang berbeda untuk penyakit rabies. Sebelumnya, vaksinasi harus diberikan sebelum terkena penyakit. Namun, lamanya kuman mencapai otak memungkinkan vaksin rabies diberikan setelah terjadinya gigitan. Jadi, hanya mereka yang telah digigit oleh hewan gila saja yang perlu mendapat vaksinasi rabies.
Tahun 1885, seorang anak kecil yang digigit anjing gila dibawa kepada Pasteur. Meskipun belum yakin apakah akan berhasil pada manusia, Pasteur tahu bahwa anak itu akan mati jika tidak diberi vaksin rabies. Setelah beberapa puluh hari diobati, ternyata anak itu sembuh. Ini bukti yang jelas bahwa vaksin rabies berhasil.
Tahun 1888, Institut Pasteur didirikan di Paris untuk melanjutkan perang terhadap penyakit. Waktu itu Pasteur mendekati usia 66 tahun dan kesehatannya mulai memburuk. Dia hanya memberi petunjuk saja, sementara anak-anak didiknya mengambil alih tanggung jawab untuk melanjutkan penelitiannya. Louis Pasteur meninggal tanggal 28 September 1895.
DIBERI KEHORMATAN TERTINGGI
Meskipun pemerintah Prancis memberikan kepada Pasteur penghormatan tertinggi – Legion of Honour – namun saat itu sebagian besar kalangan kedokteran tetap menentang gagasannya. Beberapa dokter tua tak dapat menerima kemajuan pemikiran Pasteur mengenai kuman dan vaksinasi. Yang lain merasa dilecehkan karena penelitian kedokteran dilakukan oleh orang dari bidang ilmu kimia, bukan kedokteran. Ilmuwan terkemuka masa kini, yang juga mengakui teori penciptaan, Dr. Henry Morris, menulis bahwa penentangan itu muncul karena “Pasteur menentang generatio spontanea dan Darwinisme.”
Bagaimanapun juga Pasteur telah diakui oleh seluruh umat manusia sebagai “tokoh pemberi sumbangan terbesar dalam upaya menyelamatkan jiwa manusia.”
Sumber: http://biologimediacentre.com/
Berikut ini adalah contoh praktikum respirasi pada serangga. Pada praktikum kali ini digunakan jangkrik sebagai sampel percobaan dengan menggunakan respirometer sederhana.
Tujuan percobaan
Mengetahui banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh serangga (jangkrik)
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi respirasi pada serangga (jangkrik) Dasar teori
Respirasi adalah seluruh proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa organik sehingga menghasilkan energi dan sisa berupa CO2 dan H2O. Pertukaran gas O2 dan gas CO2 berlangsung melalui proses difusi yang berlangsung di alat pernafasan. Alat-alat pernafasan dapat berupa paru-paru, insang, trakea maupun bentuk lain yang dapat melangsungkan pertukaran gas O2 dan CO2.
Alat pernafasan serangga berupa sistem trakea yang berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan O2 ke seluruh tubuh serta mengeluarkan CO2. Trakea memanjang dan bercabang-cabang menjadi saluran kecil yang menyebar ke seluruh jaringan tubuh. Jadi dalam sistem ini tidak membutuhkan bantuan sistem transportasi darah. Udara masuk dan keluar melalui stigma, yaitu lubang kecil yang terdapat di kanan-kiri tubuh serangga (spirakel). Selanjutnya udara masuk ke pembuluh trakea yang memanjang dan sebagian ke kantung hawa. Terjadinya pertukaran gas sisa terjadi karena kontraksi otot-otot tubuh yang bergerak secara teratur.
Alat dan bahan
Siapkan alat dan bahan dan susunlah instrumen seperti gambar di atas, caranya sebagai berikut:
Semisal hasil pengamatan yang diperoleh dari percobaan adalah sebagai berikut:
Pertanyaan
Apakah fungsi eosin?
Fungsi eosin adalah sebagai indikator oksigen yang dihirup oleh organisme percobaan (jangkrik) pada respirometer. Saat jangkrik menghirup oksigen maka terjadi penurunan tekanan gas dalam respirometer sehingga eosin bergerak masuk ke arah respirometer.
Bagaimana cara mengukur volume oksigen yang dihirup jangkrik?
Dengan melihat skala pada pipa respirometer. Volume dihitung berdasarkan selisih posisi awal eosin dengan dengan posisi terakhir eosin pada pipa berskala, dan dihitung per satuan waktu (menit)
Apakah fungsi dari kristal KOH/NaOH?
Fungsi dari Kristal KOH/NaOH pada percobaan yaitu sebagai pengikat CO2 agar tekanan dalam respirometer menurun. Jika tidak diikat maka tekanan parsial gas dalam respirometer akan tetap dan eosin tidak bisa bergerak. Akibatnya volume oksigen yang dihirup serangga tidak bisa diukur. Kristal KOH/NaOH dapat mengikat CO2 karena bersifat higroskopis. Reaksi antara KOH dengan CO2, sebagai berikut:
Faktor-faktor yang mempengaruhi respirasi diantaranya:
Seringkali siswa telah melakukan prosedur sesuai petunjuk yang diberikan, namun ternyata hasilnya bisa berbeda dengan teorinya. Berikut ini tip dan trik agar praktikum respirasi pada serangga ini berhasil dengan bagus.
BACA INI
Tujuan percobaan
Respirasi adalah seluruh proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa organik sehingga menghasilkan energi dan sisa berupa CO2 dan H2O. Pertukaran gas O2 dan gas CO2 berlangsung melalui proses difusi yang berlangsung di alat pernafasan. Alat-alat pernafasan dapat berupa paru-paru, insang, trakea maupun bentuk lain yang dapat melangsungkan pertukaran gas O2 dan CO2.
Alat pernafasan serangga berupa sistem trakea yang berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan O2 ke seluruh tubuh serta mengeluarkan CO2. Trakea memanjang dan bercabang-cabang menjadi saluran kecil yang menyebar ke seluruh jaringan tubuh. Jadi dalam sistem ini tidak membutuhkan bantuan sistem transportasi darah. Udara masuk dan keluar melalui stigma, yaitu lubang kecil yang terdapat di kanan-kiri tubuh serangga (spirakel). Selanjutnya udara masuk ke pembuluh trakea yang memanjang dan sebagian ke kantung hawa. Terjadinya pertukaran gas sisa terjadi karena kontraksi otot-otot tubuh yang bergerak secara teratur.
Alat dan bahan
- Respirometer sederhana dengan pipa berskala
- Stopwatch
- Pipet tetes
- Kapas
- Plastisin
- Eosin
- Jangkrik
- Kristal KOH/NaOH
Siapkan alat dan bahan dan susunlah instrumen seperti gambar di atas, caranya sebagai berikut:
- Bungkus Kristal KOH/NaOH dengan kapas, kemudian masukkan ke dalam tabung respirometer
- Kemudian masukkan jangkrik yang sudah ditimbang ke dalam tabung respirometer
- Tutup tabung respirometer kemudian sambungan penutupnya diberi plastisin agar tidak ada udara yang masuk dan keluar
- Tetesi eosin pada ujung pipa respirometer dengan menggunakan pipet tetes secukupnya
- Ukur pergerakan eosin dengan menggunakan stopwatch secara berkala (2 menit, 4 menit, 6 menit, 8 menit, 10 menit)
Semisal hasil pengamatan yang diperoleh dari percobaan adalah sebagai berikut:
Pertanyaan
Apakah fungsi eosin?
Fungsi eosin adalah sebagai indikator oksigen yang dihirup oleh organisme percobaan (jangkrik) pada respirometer. Saat jangkrik menghirup oksigen maka terjadi penurunan tekanan gas dalam respirometer sehingga eosin bergerak masuk ke arah respirometer.
Bagaimana cara mengukur volume oksigen yang dihirup jangkrik?
Dengan melihat skala pada pipa respirometer. Volume dihitung berdasarkan selisih posisi awal eosin dengan dengan posisi terakhir eosin pada pipa berskala, dan dihitung per satuan waktu (menit)
Apakah fungsi dari kristal KOH/NaOH?
Fungsi dari Kristal KOH/NaOH pada percobaan yaitu sebagai pengikat CO2 agar tekanan dalam respirometer menurun. Jika tidak diikat maka tekanan parsial gas dalam respirometer akan tetap dan eosin tidak bisa bergerak. Akibatnya volume oksigen yang dihirup serangga tidak bisa diukur. Kristal KOH/NaOH dapat mengikat CO2 karena bersifat higroskopis. Reaksi antara KOH dengan CO2, sebagai berikut:
- (i) KOH + CO2 → KHCO3
- (ii) KHCO3 + KOH → K2CO3 + H2O
Faktor-faktor yang mempengaruhi respirasi diantaranya:
- Berat tubuh, Semakin berat tubuh suatu organisme, maka semakin banyak oksigen yang dibutuhkan dan semakin cepat proses respirasinya.
- Ukuran tubuh, Makin besar ukuran tubuh maka keperluan oksigen makin banyak.
- Kadar O2, Bila kadar oksigen rendah maka frekuensi respirasi akan meningkat sebagai kompensasi untuk meningkatkan pengambilan oksigen.
- Aktivitas, Makhluk hidup yang melakukan aktivitas memerlukan energi. Jadi semakin tinggi aktivitasnya, maka semakin banyak kebutuhan energinya, sehingga pernafasannya semakin cepat.
Seringkali siswa telah melakukan prosedur sesuai petunjuk yang diberikan, namun ternyata hasilnya bisa berbeda dengan teorinya. Berikut ini tip dan trik agar praktikum respirasi pada serangga ini berhasil dengan bagus.
- Gunakan sampel hewan (jangkrik) dengan ukuran tubuh/berat lebih besar. Tubuh/berat lebih besar membutuhkan oksigen lebih banyak sehingga gerakan eosin lebih mudah diamati.
- Tambahkan KOH/NaOH lebih banyak agar mengikat CO2 lebih cepat.